Siang itu di ruangan M1, semua anak tampak menanti dengan sabar. Sebagai catatan kecil, kesabaran mereka cukup teruji saat harus bertatapan dengan dosen ini. Seorang dosen yang sepertinya enggan melepaskan cengkramannya dari angkatan ini, sejak insiden kecil yang dipelopori oleh si seno saat ujian cawu satu yang mengukuhkan betapa kompak bandelnya angkatan ini.
Wajah-wajah itu juga tampak tegang menghadapi wajah sang dosen yg terlampau datar, apalagi sudah seminggu ini diteror dengan perasaan deg-degan menunggu keluarnya pengumuman pembimbing tesis.
“Oke... jadi daftar pembimbing kalian sudah keluar, tapi karena beberapa hal maka belum bisa dipublikasikan...”, sang dosen mulai memberikan pengarahan dalam kelas, dan lihatlah berpasang-pasang mata itu menatap serius kearahnya.
Jangan berfikir bahwa yang menjadi perhatian adalah pengarahan itu, ataupun sosok yang selalu menjadi tekanan batin mereka. Sebenarnya perhatian mereka tertuju pada 2 lembar kertas yang sedari tadi dipegang beliau, entah insting dari mana membuat pikiran mereka sama tentang kertas itu yang kemungkinan besar berisi daftar nama pembimbing tesis.
“Hmm... saya akan keluar sebentar, sekitar 5 menit ya.“, sang dosen melanjutkan ucapannya sambil bergegas meninggalkan ruangan, juga meninggalkan dua lembar kertas di atas meja begitu saja.
Spontan dan secepat kilat uni bangkit dari tempat duduknya diikuti wiwin yang dengan semangat menghampiri meja di depan, demi mencermati dua lembar kertas itu. Anak-anak yang lain hanya menatap harap-harap cemas dan menunggu hasil kreatif dua temannya yang beraksi di depan kelas.
“Breekk...”, tiba-tiba pintu terbuka lagi, saat uni dan wiwin lagi sibuk meneliti satu persatu nama dosen pembimbing yang tertera dikertas itu. Sang dosen berdiri di sana, diikuti tatapan uni dan wiwin yang beralih kaget ke arah pintu. Sejenak tatapan mereka beradu, mungkin kalo dalam film-film kartun pasti terlihat seperti luncuran kilatan-kilatan dari mata mereka.
Tersadar akan posisi mereka, uni dan wiwin berbalik kembali ke tempat duduk dengan gaya lari tertahan seperti pinguin-pinguin kecil, diiringi gelak tawa teman-teman yang lain. Tak terkecuali tawa sang dosen yang membuat seisi kelas terpana, beliau tertawa cukup lebar... Apakah kejadian ini begitu konyolnya sampai bisa membuat sang dosen tertawa begitu lebar???