Malam semakin larut, hawa dingin pegunungan mulai merambati kulitku, kurapatkan sweater untuk menghalau rasa dingin ini. Saat-saat yang paling membuatku rindu akan hangatnya mentari, tapi sepertinya mentariku seakan cuek di peraduannya tanpa memikirkan betapa kedinginan semakin melengkapi kesendirian ini.
Bunyi sms dari Hp membuatku agak kaget, “belum sampai juga???”. Sms dari mama membuatku tersenyum lebar. Lagi-lagi mama selalu mengkhawatirkan putrinya yang slalu membuat masalah ini. Sms dengan kalimat yang sama sudah ku terima dari tadi, mungkin lebih dari 10 kali dan selalu ku balas dengan kalimat yang sama, “Tenang Mama, jalanan agak macet karena jalur mudik”. Seperti biasanya Mama selalu khawatir ketika muncul ideku tuk sendirian mengunjungi tempat-tempat baru. Berbeda dengan Papa yang lebih terlihat tenang menghadapi ide-ide ku, walaupun matanya tak bisa berbohong tentang kekhawatiran yang juga dirasakannya.
Seorang Bapak mungkin akan terlihat lebih tegar, hanya karena mereka tak bisa dengan leluasa merefleksikan rasa kekhawatirannya seperti seorang Ibu yang identik dengan perasaan halus dan mudah tersentuh. Seorang Bapak terhadap anak perempuannya memahami bahwa perbedaan fisik tidak menjadi jaminan untuk berbeda juga dalam sifat. Sifat-sifat yang ada pada sang anak merupakan cerminan terhadap dirinya.
Seorang Bapak Selalu memberikan pilihan-pilihan sebagai pandangan kepada seorang anak, tetapi bukan mengintervensi atau menuntutnya untuk mengikuti keinginannya. Seorang anak mampu menentukan sendiri keinginannya, namun jangan pernah mengeluh akan konsekuensi logis dari suatu pilihan, karena hal itu adalah bentuk tanggung jawab terhadap pilihan yang diambil.
Mungkin benar bahwa keras kepala ini selalu menjadi sisi negatifku, tapi takkan pernah kuingkari janjiku padanya. Janji yang dibuat seorang anak kepada Bapaknya, menjadi kontrak bentuk tanggung jawabnya terhadap diri sendiri.
“Mbak, dipersimpangan jalan itu ada pos polisi yang mbak maksud...”, kembali kenek bus ini mengingatkan bahwa sebentar lagi akan sampai pada lokasi yang ku tuju, sekaligus membuyarkan lamunanku.
“Terima kasih pak...”, Ujarku sambil tersenyum.
Kepalamu tidak seeras itu..!
Jika kamu memang keras kepala, blog ini sudah penuh dengan coretan. Minimal satu tiap harinya..!